Arti 7 Warna Jadah dalam Tradisi Tedak Siten

Diposting pada

Arti 7 Warna Jadah dalam Tradisi Tedak Siten – Tedak Siten adalah salah satu tradisi penting dalam budaya Jawa yang menandai momen pertama kali seorang anak menginjakkan kakinya ke tanah. Dalam upacara ini, ada berbagai simbol yang digunakan, salah satunya adalah jadah, yang merupakan kue ketan. Menariknya, jadah dalam Tedak Siten biasanya disajikan dalam tujuh warna berbeda. Setiap warna memiliki makna simbolis yang dalam, mencerminkan harapan dan doa orang tua bagi masa depan anak mereka. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai arti tujuh warna jadah dalam tradisi Tedak Siten.

Arti 7 Warna Jadah dalam Tradisi Tedak Siten

Arti 7 Warna Jadah dalam Tradisi Tedak Siten

1. Warna Putih

Warna putih dalam tradisi Jawa sering dikaitkan dengan kesucian dan kemurnian hati. Dalam konteks Tedak Siten, jadah berwarna putih melambangkan harapan agar sang anak memiliki hati yang bersih dan selalu berpikiran jernih. Putih juga merepresentasikan niat baik dan ketulusan dalam menjalani kehidupan. Orang tua menginginkan anak mereka tumbuh dengan nilai-nilai moral yang kuat dan selalu berbuat kebaikan dalam hidup.

2. Warna Merah

Merah dalam budaya Jawa sering dihubungkan dengan keberanian dan semangat juang. Jadah merah dalam upacara Tedak Siten memiliki makna bahwa orang tua berharap anak mereka memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Merah juga melambangkan energi dan kekuatan, sehingga anak diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dan penuh dengan semangat untuk meraih cita-cita.

3. Warna Hijau

Hijau adalah simbol kesuburan dan harapan dalam tradisi Jawa. Dalam Tedak Siten, jadah berwarna hijau melambangkan doa orang tua agar anak mereka diberikan kehidupan yang subur dan penuh berkah. Hijau juga merepresentasikan kedamaian dan keseimbangan, sehingga diharapkan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang seimbang, harmonis, dan selalu membawa kedamaian di sekitarnya.

4. Warna Kuning

Warna kuning sering dikaitkan dengan kebijaksanaan dan kekayaan. Jadah kuning dalam Tedak Siten melambangkan harapan agar sang anak tumbuh menjadi pribadi yang bijaksana, mampu mengambil keputusan dengan tepat, dan kelak memiliki kekayaan dalam hal pengetahuan maupun materi. Selain itu, kuning juga melambangkan keceriaan dan kebahagiaan, sehingga diharapkan anak akan menjalani hidup dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan.

5. Warna Biru

Biru dalam budaya Jawa sering dikaitkan dengan ketenangan dan kedamaian batin. Dalam konteks Tedak Siten, jadah berwarna biru melambangkan harapan agar sang anak memiliki ketenangan dalam menjalani hidupnya. Biru juga merepresentasikan kestabilan dan kepercayaan, sehingga diharapkan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang stabil secara emosional dan dapat dipercaya oleh orang-orang di sekitarnya.

6. Warna Ungu

Ungu dalam tradisi Jawa sering dihubungkan dengan kebangsawanan dan keagungan. Jadah ungu dalam Tedak Siten melambangkan harapan agar anak tumbuh dengan martabat dan kehormatan yang tinggi. Ungu juga melambangkan spiritualitas, sehingga diharapkan anak akan memiliki kedalaman spiritual dan mampu menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan.

7. Warna Hitam

Warna hitam sering dikaitkan dengan kekuatan dan kestabilan. Dalam Tedak Siten, jadah berwarna hitam melambangkan harapan agar anak memiliki keteguhan hati dan kekuatan dalam menghadapi segala cobaan hidup. Hitam juga merepresentasikan perlindungan dan keamanan, sehingga orang tua berdoa agar anak mereka selalu dilindungi dari hal-hal yang buruk dan diberi keamanan dalam setiap langkahnya.

Makna Filosofis dari Tujuh Warna Jadah

Secara keseluruhan, tujuh warna jadah dalam tradisi Tedak Siten merepresentasikan berbagai harapan dan doa dari orang tua untuk anak mereka. Setiap warna memiliki makna yang mendalam dan menggambarkan berbagai aspek kehidupan yang diinginkan agar sang anak dapat menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Tedak Siten bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap leluhur dan tradisi, serta cara orang tua menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak sejak dini.

Tujuh warna jadah tersebut juga menjadi simbol keberagaman dan harmoni dalam kehidupan. Setiap warna, meskipun berbeda, memiliki peran dan makna masing-masing yang saling melengkapi. Hal ini mencerminkan bahwa dalam kehidupan, diperlukan berbagai sifat dan nilai yang seimbang untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *