Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula: Makna dan Ajaran Moral – Serat Wulangreh adalah salah satu karya sastra klasik Jawa yang ditulis oleh Sri Susuhunan Pakubuwana IV dari Kasunanan Surakarta pada abad ke-18. Karya ini termasuk dalam sastra piwulang atau ajaran moral yang ditujukan untuk membimbing para pembaca dalam menjalani kehidupan yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Dalam Serat Wulangreh, terdapat berbagai pupuh atau tembang macapat, salah satunya adalah pupuh Dhandhanggula.
Makna Pupuh Dhandhanggula dalam Serat Wulangreh

Pupuh Dhandhanggula memiliki ciri khas berupa suasana yang lembut dan penuh keindahan, sehingga sering digunakan untuk menyampaikan nasihat dengan bahasa yang halus dan menyentuh hati. Dalam Serat Wulangreh, pupuh ini mengandung ajaran moral yang berkaitan dengan kesadaran diri, pentingnya ilmu pengetahuan, serta kewajiban seorang pemimpin dalam mengayomi rakyatnya.
Salah satu bait dalam pupuh Dhandhanggula berbunyi:
Wruhanira ta ing janma,
yèn pinter tanpa budi, têgêse pinter durjana,
lamun budi tanpa ilmu, bodho kang tan kenging pitulungan,
Bait ini mengajarkan bahwa kepandaian tanpa budi pekerti akan menjadi kejahatan, sedangkan budi pekerti tanpa ilmu akan membuat seseorang tetap bodoh dan tidak dapat menolong diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, ilmu dan budi pekerti harus seimbang agar seseorang menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat.
Ajaran Moral dalam Pupuh Dhandhanggula
Pentingnya Pendidikan dan Ilmu
Dalam Serat Wulangreh, pupuh Dhandhanggula menekankan pentingnya belajar sepanjang hayat. Ilmu adalah pelita dalam kehidupan, tetapi harus diimbangi dengan akhlak yang baik agar tidak disalahgunakan.Menjaga Kesopanan dan Kesantunan
Bahasa yang digunakan dalam pupuh Dhandhanggula halus dan indah, mencerminkan pentingnya berbicara dengan sopan serta bertindak dengan lemah lembut dalam kehidupan sehari-hari.Keseimbangan antara Ilmu dan Akhlak
Seseorang yang berilmu tetapi tidak memiliki budi pekerti akan cenderung merugikan orang lain, sementara orang yang berbudi pekerti tetapi tidak berilmu akan kesulitan dalam hidup. Oleh karena itu, keduanya harus berjalan beriringan.Menjadi Pemimpin yang Bijaksana
Serat Wulangreh banyak memberikan petunjuk bagi para pemimpin, khususnya raja dan pejabat, agar selalu berbuat adil, mengayomi rakyat, serta tidak bersikap sewenang-wenang.
Kesimpulan
Pupuh Dhandhanggula dalam Serat Wulangreh mengandung ajaran moral yang relevan sepanjang zaman. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mengajarkan pentingnya keseimbangan antara ilmu dan budi pekerti, serta bagaimana seseorang harus menjaga kesopanan dalam berperilaku. Serat Wulangreh bukan hanya sekadar warisan sastra, tetapi juga pedoman kehidupan bagi siapa saja yang ingin menjadi pribadi yang lebih baik.